BEASISWA FULBRIGHT


Sepotong Kisah Beasiswa FULBRIGHT di Indonesia


Pendahuluan
Beasiswa Fulbright di Indonesia, dapat dikatakan memiliki sejarah paling panjang dibandingkan program beasiswa dari negara lainnya. Dimulai pada awal tahun 50’an, dimana salah satu Fulbright Scholar pertamanya adalah Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja yang merupakan mantan Menlu dan Menteri Kehakiman RI serta pakar Hukum Internasional, Beasiswa Fulbright telah memberikan warna tersendiri pada kehidupan bangsa Indonesia. Beberapa alumnus Fulbright dari Indonesia berada pada posisi yang membanggakan, antara lainnya adalah mantan Ketua MPR RI Prof. Dr. Amien Rais.

Berkenaan masih belum memadainya informasi mengenai tahapan dan seluk beluk tentang Beasiswa Fulbright, khususnya untuk Master Degree, maka tulisan ini dimaksudkan untuk berbagi pengalaman agar calon-calon penerima Beasiswa Fulbright dapat lebih memahami dan memperbesar peluangnya. Tulisan ini saya yakini tidak akan menjawab semua keingintahuan para anggota milis, oleh karenanya sumbangan pendapat dan pengalaman para alumnus Fulbright lainnya akan sangat membantu.

Beasiswa Fulbright ditujukan sebagai sarana untuk menjembatani hubungan antara US dan negara-negara lain di dunia. Sehingga calon penerima beasiswa diharapkan memiliki visi yang sejalan untuk meningkatkan saling pengertian antar bangsa, selain tentunya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia itu sendiri.

Tahapan beasiswa Fulbright dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu Tahap Seleksi, Tahap Aplikasi dan Tahap Persiapan Keberangkatan.

A. Tahap Seleksi
Seleksi Administrasi
Tahap ini merupakan tahapan yang paling sulit untuk diperkirakan peluangnya. Teman-teman harus ekstra hati-hati dan jangan ragu untuk memeriksa berulang kali kelengkapan dokumennya. Perhatikan dengan seksama detail persyaratan yang tercantum, seperti batas umur, masa kerja, GPA/IPK, field of study, TOEFL score. Bila persyaratan dimaksud tidak terpenuhi, jangan berjudi dengan nasib karena musti diingat jumlah aplikasi Fulbright berkisar 3.000-an dan yang akan menerima beasiswa untuk Master Degree tiap tahunnya hanya 25-30 orang saja.

Bagaiamana mengisi Application Form? Hal yang paling penting adalah Proposed Field of Study. Jangan terlalu general namun jangan terlalu detail sehingga malah membingungkan. Kalau bidang hukum, daripada mengisi “Commercial Law” atau “Business Law”, lebih baik diisi Capital Market Law, International Trade and Transaction Law. Usahakan pilihlah Proposed Field of Study yang memang unik dan hanya dapat dipelajari di US (atau institusi pendidikan di US). Pilih pula Field of Study yang akan atau mulai berkembang di Indonesia, hal ini akan memberikan nilai kompetitif. Professional History dan Community Involvement harap diisi secara umum dulu dan lebih detailnya dikertas tambahan saja (Annex/Attachment) yang merupakan lampiran dari Application Form. Sebagai tips, apabila anda bekerja di private sector (perusahaan swasta) usahakan dimuat pula aktivitas atau keanggotaan anda di lembaga masyarakat. Contoh, kalau anda merupakan lawyer dari suatu law firm
(bukan LBH), harap dimuat juga partisipasi penyuluhan hukum pada masyarakat. Hal ini sifatnya tidak mutlak, tapi cukup membantu asalkan data yang dimasukan adalah benar dan tidak mengada-ada.

Bagian terakhir yang menurut pendapat saya lumayan sulit namun merupakan bagian penentu agar teman-teman dapat meneruskan ke tahapan Wawancara adalah Study Objective. Hanya dalam satu halaman, kita harus memamaparkan secara lengkap, detail dan menarik (eyes catching) tujuan kita untuk mengajukan beasiswa. Paparan dimaksud “harus” dapat menjawab mengapa kita layak untuk mendapatkan beasiswa, seperti apa alasan memilih field of study, mengapa universitas X atau Y menjadi pilihan kita, apa saja pengalaman kerja atau latar belakang pendidikan (formal atau non-formal) yang akan mendukung tercapainya tujuan, apa rencana jangka panjangnya kalau ternyata anda telah berhasil meraih gelar dan kembali ke Indonesia, apa kemanfaatan bagi komunitas profesi dan masyarakat pada umumnya.

Tipsnya adalah riset sederhana dahulu (di internet, diskusi dengan pakar) jangan menunggu “ilham” atau menulis “curhat”. Lalu sebelum membuat draft, buatlah dahulu kerangka (outline) tulisannya, 4-5 kalimat utama kemudian dijabarkan 2 kalimat pendukungnya untuk setiap kalimat utama. Kalau kemampuan bahasa Inggris teman-teman di atas rata-rata, langsung saja dibuatkan draft dalam bahasa Inggris (perlu diingat bahwa bukan hanya bahasanya yang Inggris, namun termasuk struktur pemikiran juga harus mencerminkannya). Lebih baik buat draft yang cukup panjang (2-3 halaman), baru kemudian diedit daripada “serba tanggung”. Setelah selesai, bacalah kembali dengan kecepatan tinggi, apakah sudah cukup sederhana namun tidak menghilangkan daya tariknya? Cek grammar, spelling dan konsistensi, kalau punya teman kerja expatriate atau guru di tempat anda kursus Bahasa Inggris, minta tolong saja kepada mereka untuk memberikan revisi.
Mini Skirt Philosophy: “Short enough to look attractive, but long enough to cover the essentials”


Seleksi Wawancara
Bila teman-teman beruntung dan terpilih untuk meneruskan ke tahapan seleksi Wawancara, berarti sudah setengah perjalanan dilewati. Kalau tempat tinggal anda berada cukup jauh dari kota yang ditunjuk, tidak perlu kuatir AMINEF akan menggantikan biaya transportasinya. Usahakan tidak datang pada hari-H dan jam-J nya, menginaplah dulu semalam agar tetap segar dan tidak terlambat. AMINEF akan menelefon anda sebelumnya untuk konfirmasi kedatangan anda.

Survei lapangan sehari sebelumnya, kendaraan umum apa yang harus dipergunakan, berapa waktu yang diperlukan ke tempat wawancara, ruangan wawancara tepatnya dimana. Datanglah 30 menit lebih awal, dan jangan menunggu di mobil atau jauh dari ruangan wawancara.

Non-Content
Kalau anda laki-laki, rapihkan dahulu rambut dan kumis (jenggot juga), tidak perlu creambath atau manicure, yang penting terlihat fresh dan rapih. Siapkan kemeja tangan panjang berwarna terang (putih atau biru muda) yang telah disetrika dengan licin dan jika tidak merepotkan gunakan dasi yang serasi. Celana panjang berwarna gelap (hitam, biru tua, coklat atau abu-abu) dengan sepatu yang sesuai. Jangan lupa kenakan kaus dalam warna putih. Kalau sehari-hari tidak mempergunakan dasi, jangan dipaksakan berdasi malah nanti tidak bisa menjadi diri anda sendiri.
Boleh tidak memakai celana jeans, kaus polo shirt dan sepatu olahraga? Tidak ada larangan untuk mengenakannya, namun anda mau interview kan, bukan jalan-jalan ke Mal. Anda mempergunakan pakaian pada saat interview bukan hanya untuk diri sendiri, akan tetapi berbagi juga untuk menghormati para interviewer.

Kalau anda wanita, lalu kebetulan berambut panjang maka jangan digerai bebas tapi gunakan jepit atau pony tail saja supaya anda tidak sibuk merapikan rambut (kadang-kadang tanpa sadar) pada saat dibombardir pertanyaan. Kalau yang berjilbab, anda sangat beruntung tidak perlu repot-repot lagi. Pergunakan rias muka dan perhiasan sewajarnya saja, jangan disamakan dengan acara resepsi pernikahan atau clubing. Disarankan mengenakan blazer dengan celana pantolan, atau kombinasi lain dengan rok selutut. Silahkan pilih warna biru tua, hitam atau abu-abu agar nampak berkesan serius/konservatif.
“Make yourself look smart, professional and potential”

Content
Tim Pewancara (3-4 orang) merupakan bi-national combination, sebagian berwarganegara Amerika dan sebagian lainnya bangsa kita sendiri. Perlu diperhatikan bahasa yang dipergunakan adalah Bahasa Inggris, jadi jauh-jauh hari berlatih dahulu (simulasi dengan teman). Tim Pewancara memiliki latar belakang disiplin ilmu dan pekerjaan yang beragam. Sebelum membahas pertanyaan yang umumnya diajukan dan tips untuk menjawabnya, saya akan memberikan dahulu ilustrasi suasana interview.

Anda tunggu saja di depan pintu, jangan diketok pintunya karena di dalam ruangan wawancara sedang berlangsung. Pihak AMINEF pasti akan keluar untuk menemui anda dan memberitahukan giliran diwawancarai. Tim Pewancara memiliki hak bertanya dan memberikan nilai secara individu dan absolut. Jadi usahakan jawab semua pertanyaan sama pentingnya, jauhkan dalam pikiran anda bahwa pertanyaan dari pewancara Amerika lebih utama. Pada umumnya pertanyaan yang diajukan mendasarkan kepada dokumen aplikasi beasiswa yang diasampaikan, jadi tidak perlu kuatir akan ada pertanyaan yang anda tidak ketahui. Kalaupun muncul pertanyaan yang anda benar-benar tidak ketahui jawabannya (karena memang benar-benar out of reach), maka jawablah kalau hal dimaksud di luar bidang keahlian anda dan jawab saja secara umum. Tim Pewancara hanya bertanya untuk mendapatkan penjelasan dan tidak bersikap menguji pengetahuan anda. Prinsip utama adalah jangan sok tahu, namun harus tetap percaya
diri.

Anda akan diberikan waktu sekitar 3-5 menit untuk menyampaikan summary mengapa anda berkeinginan studi ke US. Selanjutnya Tim Pewancara akan bertanya untuk mendapatkan penjelasan mengenai:

field of study
latar belakang pendidikan maupun pekerjaan
persiapan apa saja yang anda telah lakukan dalam rangka melanjutkan studi ke US
apakah anda sudah melakukan korespondensi dengan professor di US
apa yang anda lakukan jika sudah di US
apa yang akan anda lakukan setelah pulang ke Indonesia
prediksi maanfaat apa bagi masyarakat

Jawablah setiap pertanyaan dengan singkat namun jelas, jangan terlalu panjang dan menggurui. Bila menggunakan istilah teknis (yang hanya dimengerti oleh komunitas profesi anda) berikan pula artinya dengan bahasa yang mudah dimengerti. Usahakan pula setiap jawaban disertai contoh.

Terkadang muncul pertanyaan yang sifatnya pribadi, jangan terpancing untuk “curhat”. Jawablah secara memadai.

Category: 0 comments

0 comments:

Post a Comment